Temu silahturahmi antara Polda Metro Jaya dengan para perwakilan serikat pekerja dan buruh yang diadakan pada Rabu 23 Oktober 2024 di sebuah cafe di wilayah Jakarta Selatan menjadi kemajuan Polda Metro Jaya untuk mendekatkan diri dan bersinergi dengan federasi – federasi maupun komunitas para pekerja dan buruh.
“Maksud dan tujuan silahturahmi ini memandang bahwa kita Polda Metro Jaya tidak hanya bertemu dengan para pekerja/buruh pada saat penyampaian pendapat saja namun agar dapat menjadi jembatan antara Pemerintah dengan pekerja dan buruh maupun menjadi fasilitas penyampaian pendapat antara para pengusaha dengan serikat pekerja/buruh” ungkap Kombes Pol. Dekananto Eko Purwono, S.I.K, M.H.
“Kami Polda Metro Jaya berupaya saling memahami aspirasi para pekerja dan buruh yang berjuang menuntut hak kepada perusahaan, Pemerintah namun jangan sampai aspirasi – aspirasi putih ini ditunggangi oleh kepentingan politik tertentu maupun kepentingan – kepentingan individu lainnya.”
Menanggapi pernyataan tersebut beberapa perwakilan para buruh seperti Sdr. Dedi Haryanto dari KSBSI, Sdr. Andre Nasrullah dari Serikat Pekerja Nasional, Sdr. Winarso dari FSPMI DKI Jakarta, Sdr. Damar Panca dari KPBI serta beberapa tokoh serikat pekerja dan buruh lainnya memberikan tanggapan.
“Kita perlu sebuah regulasi agar efeksifitas pengamanan dalam tindak pidana perburuhan serta dalam penyampaian pendapat bisa berjalan lebih baik” ujar Dedi Haryanto.
Sdr. Winarso dari FSPMI melanjutkan “Kami mendukung silahturahmi ini kalau dilapangan benturan antara pihak Kepolisian dengan para serikat pekerja dan buruh yang sedang menyampaikan pendapat itu merupakan dinamika, kami mendukung silahturahmi ini tidak hanya berhenti disini aspirasi kami bisa tersampaikan”.
Sdr. Damar Panca pun ikut menanggapi, “Pidana perburuhan sudah makin maju karna kita terbentur dengan PP di pemerintahan, mungkin perlu membentuk forum diskusi agar ada transparansi di peraturan undang undang perburuhan sehingga permasalahan dilapangan terkait hal penyampaian pendapat antara pihak Kepolisian dengan para pekerja dan buruh dapat diminimalisir”.
“Kami ingin polisi memahami untuk menjadi triger dalam permasalah perburuhan” lanjutnya.