
Cakrawala Indonesia – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan harus ada solusi untuk mengatasi krisis iklim. Menurutnya, jika Indonesia tidak ada gerakan perubahan, maka akan menimbulkan kerugian.
“Ini juga berdampak pada tahun-tahun berikutnya. Tentu saja ini dapat mengancam manusia, ekonomi, dan sistem finansial,” kata Sri di Jakarta, Kamis (15/9/2022).
Ia mengungkapkan, perubahan iklim dapat membuat dunia kehilangan lebih dari 10 persen. Sehingga memberikan kerugian yang besar bagi sektor ekonomi apabila kesepakatan pada 2050 di Paris tidak terpenuhi.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan situasi ini tidak hanya berdampak pada kehidupan sosial masyarakat. Tetapi juga ekonomi secara keseluruhan.
“PDB Indonesia, dapat merugi 0,63 persen. Bahkan hingga mencapai 45 persen pada 2030,” ucapnya.
Ia mengatakan secara bertahap, tekanan inflasi dapat timbul akibat gangguan rantai pasokan nasional dan internasional. Ini akibat perubahan cuaca seperti banjir, badai, dan kekeringan yang berpotensi mengakibatkan kerugian secara finansial.
“Bencana alam terkait perubahan iklim harus menjadi sorotan global karena akan meningkatkan frekuensi bencana alam. Selain itu juga berpotensi memberikan gangguan yang dapat merusak kemajuan dalam pembangunan ekonomi,” katanya.